Pages

LAPORAN PENDAHULUAN MIOMA UTERI



LAPORAN PENDAHULUAN
MIOMA UTERI

  A.  PENGERTIAN
Mioma uteri adalah neoplasma jinak berasal dari otot uterus, yang dalam kepustakaan ginekologi juga terkenal dengan istilah-istilah fibrimioma uteri, leiomyoma uteri atau uterine fibroid. (Prawirohardjo,1996:281)
Mioma uteri adalah tumor jinak uterus yang berbatas tegas yang terdiri dari otot polos dan jaringan fibrosa (Sylvia A.P, 1994:241)
Myoma Uteri umumnya terjadi pada usia lebih dari 35 tahun. Dikenal ada dua tempat asal myoma uteri yaitu pada serviks uteri ( 2 % )dan pada korpus uteri ( 97 % ), belum pernah ditemukan myoma uteri terjadi sebelum menarche.

B.  PATOFISIOLOGI
Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih banyak dibanding miometrium normal. Teori cell nest atau teori genitoblat membuktikan dengan pemberian estrogen ternyata menimbulkan tumor fibromatosa yang berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan yang tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. Mioma uteri lebih sering ditemukan pada nulipara, faktor keturunan juga berperan. Perubahan sekunder pada mioma uteri sebagian besar bersifaf degeneratif karena berkurangnya aliran darah ke mioma uteri. Menurut letaknya, mioma terdiri dari mioma submukosum, intramular dan subserosum.

C.  MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
1.    Perdaharahan abnormal seperti dismenore, menoragi, metroragi
2.    Rasa nyeri karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma yang disertai nekrosis dan peradangan.
3.    Gejala dan tanda penekanan seperti retensio urine, hidronefrosis, hidroureter, poliuri.
4.    Abortus spontan karena distorsi rongga uterus pada mioma submukosum.
5.    Infertilitas bila sarang mioma menutup atau menekan pars interstitialis tuba.


D.  KOMPLIKASI
1.    Pertumbuhan leimiosarkoma.
Mioma dicurigai sebagai sarcoma bila selama beberapa tahun tidak membesar, sekonyong – konyong menjadi besar apabila hal itu terjadi sesudah menopause
2.    Torsi (putaran tangkai )
Ada kalanya tangkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan dan akan tampak gambaran klinik dari abdomenakut.
3.    Nekrosis dan Infeksi
Pada myoma subserosum yang menjadi polip, ujung tumor, kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan bari vagina, dalam hal ini kemungkinan gangguan situasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder.

E.  PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG
1.    Pemeriksaan Darah Lengkap
       Haemoglobin   : turun                          Albumin          : turun
       Lekosit                        : turun/meningkat       
       Eritrosit           : turun
2.    USG
       Terlihat massa pada daerah uterus.
3.    Vaginal Toucher
Didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan ukurannya.
4.    Sitologi
Menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.,
5.    Rontgen
Untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat tindakan operasi.
6.    ECG
Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan operasi.

F.   PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan mioma uteri adalah dengan tindakan pembedahan yaitu miomektomi dan atau histerektomi.

G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian adalah langkah awal dalam melakukan asuhan keperawatan secara keseluruhan. Pengkajian terdiri dari tiga tahapan yaitu ; pengumpulan data, pengelompakan data atau analisa data dan perumusan diagnose keperawatan (Depkes RI, 1991 ).
1.    Pengumpulan Data.
Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun imformasi (data-data) dari klien. Data yang dapat dikumpulkan pada klien sesudah pembedahan Total Abdominal Hysterektomy and Bilateral Salphingo Oophorectomy (TAH-BSO ) adalah sebagai berikut :
Usia :
a.    Mioma biasanya terjadi pada usia reproduktif, paling sering ditemukan pada usia 35 tahun keatas.
b.    Makin tua usia maka toleransi terhadap nyeri akan berkurang
c.    Orang dewasa mempunyai dan mengetahui cara efektif dalam menyesuaikan diri terutama terhadap  perubahan yang terjadi pada dirinya akibat tindakan TAH-BSO.

2.    Keluhan Utama
Keluhan yang timbul pada hampir tiap jenis operasi adalah rasa nyeri karena terjadi torehant tarikan, manipulasi jaringan organ.
Rasa nyeri setelah bedah biasanya berlangsung 24-48 jam. Adapun yang perlu dikaji pada rasa nyeri tersebut  adalah pengkajian nyeri PQRST

3.    Riwayat Reproduksi
a.       Haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarche dan mengalami atrofi pada masa menopause
b.      Hamil dan Persalinan
1)        Kehamilan mempengaruhi pertubuhan mioma, dimana mioma uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini  dihubungkan dengan hormon estrogen, pada masa imi dihasilkan dalam jumlah yang besar.
2)        Jumlah kehamilan dan anak yang hidup mempengaruhi psikologi klien dan keluarga terhadap hilangnya oirgan kewanitaan.
4.    Data Psikologi.
Pengangkatan organ reproduksi dapat sangat berpengaruh terhadap emosional klien dan diperlukan waktu untuk memulai perubahan yang terjadi. Organ reproduksi merupakan komponen kewanitaan, wanita melihat fungsi menstruasi sebagai lambang feminitas, sehingga berhentinya menstruasi bias dirasakan sebgai hilangnya perasaan kewanitaan.
Perasaan seksualitas dalam arti hubungan seksual perlu ditangani . Beberapa wanita merasa cemas bahwa hubungan seksualitas terhalangi atau hilangnya kepuasan. Pengetahuan klien tentang dampak yang akan terjadi sangat perlu persiapan psikologi klien.

5.    Status Respiratori
Respirasi bisa meningkat atau menurun . Pernafasan yang ribut dapat terdengar  tanpa stetoskop. Bunyi pernafasan akibat lidah jatuh kebelakang atau akibat terdapat secret. Suara paru yang kasar  merupakan gejala terdapat secret pada saluran nafas . Usaha batuk dan bernafas dalam dilaksalanakan segera pada klien  yang memakai anaestesi general.

6.    Tingkat  Kesadaran
Tingkat kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan  sederhana yang harus dijawab oleh klien atau di suruh untuk melakukan perintah. Variasi tingkat kesadaran dimulai dari siuman sampai ngantuk , harus di observasi dan penurunan tingkat kesadaran merupakan gejala syok.

7.    Status Urinari
Retensi urine paling umum terjadi setelah  pembedahan ginekologi, klien yang hidrasinya baik biasanya baik biasanya  kencing setelah 6 sampai 8 jam setelah pembedahan. Jumlah autput urine yang sedikit akibat kehilangan cairan tubuh saat operasi, muntah akibat anestesi.

8.    Status Gastrointestinal
Fungsi gastrointestinal biasanya pulih  pada 24-74 jam setelah pembedahan, tergantung pada kekuatan efek narkose pada penekanan intestinal. Ambulatori dan kompres hangat perlu diberikan untuk menghilangkan gas dalam usus.

H.  DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Nyeri b.d. gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma akibat nekrosis dan peradangan.
2.    Cemas b.d. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
3.    Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d. perdarahan pervaginam berlebihan.
4.    Resiko tinggi infeksi b.d. tidak adekuat pertahanan tubuh akibat anemia.

I.     INTERVENSI KEPERAWATAN
1.    Nyeri b.d. gangguan sirkulasi darah pada mioma akibat nekrosis dan peradangan. Ditandai:
DO : Klien tampak gelisah, perilaku berhati-hati, ekspresi tegang, TTV.
DS : Klien menyatakan ada benjolan di perut bagian bawah rasa berat dan terasa sakit, perut terasa mules.
Tujuan : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam.
Kriteria Hasil:
a.         Klien menyatakan nyeri berkurang (skala 3-5)
b.        Klien tampak tenang, eksprei wajah rileks.
c.         Tanda vital dalam batas normal : Suhu : 36-37 0C
N : 80-100 x/m
RR : 16-24x/m
TD : Sistole : 100-130 mmHg
Diastole : 70-80 mmHg
Intervensi :
1)   Kaji riwayat nyeri, mis : lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan intensitas (kala 0-10) dan tindakan pengurangan yang dilakukan.
2)   Bantu pasien mengatur posisi senyaman mungkin.
3)   Monitor tanda-tanda vital
4)   Ajarkan pasien penggunaan keterampilan manajemen nyeri mis : dengan teknik relaksasi, tertawa, mendengarkan musik dan sentuhan terapeutik.
5)   Evaluasi/ kontrol pengurangan nyeri
6)   Ciptakan suasana lingkungan tenang dan nyaman.
7)   Kolaborasi untuk pemberian analgetik sesuai indikasi.

2.    Cemas b.d kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan. Ditandai:
DO : Klien tampak gelisah, tegang, tidak kooperatif dalam mengikuti pengobatan
DS : Klien menyatakan takut dan tidak mengetahui tentang penyakitnya.
Tujuan : Setelah 2 x 15’ tatap muka pengetahuan klien tentang penyakitnya bertambah dan cemas berkurang.
Kriteria Hasil :
a.    Klien mengatakan rasa cemas berkurang
b.    Klien kooperatif terhadap prosedur/ berpartisipasi.
c.    Klien mengerti tentang penyakitnya.
d.   Klien tampak rileks.
e.    Tanda-tanda vital dalam batas normal : Suhu : 36- 37 oC, Nadi : 80-100x/m, R: 16-24 x/m TD.: Sistole: 100-130 mmHg, Diastole : 70-80 mmHg
Intervensi :
1)   Kaji ulang tingkat pemahaman pasien tentang penyakitnya.
2)   Tanyakan tentang pengalaman klien sendiri/ orang lain sebelumnya yang pernah mengalami penyakit yang sama.
3)   Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya
4)   Ciptakan lingkungan tenang dan terbuka dimana pasien meraa aman unuk mendiskusikan perasaannya.
5)   Berikan informasi tentang penyakitnya, prognosi, dan pengobatan serta prosedur secara jelas dan akurat.
6)   Monitor tanda-tanda vital.
7)   Berikan kesempatan klien untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas.
8)   Minta pasien untuk umpan balik tentang apa yang telah dijelaskan.
9)   Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila memungkinkan.

3.    Resiko tinggi kekurngan volume cairan tubuh b.d. perdarahan pervaginam berlebihan. Ditandai dengan :
DO : adanya perdarahan pervaginam
DS : -
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam tidak terjadi kekurangan volume cairan tubuh.


Kriteria Hasil :
a.    Tidak ditemukan tanda-tanda kekuranga cairan. Seperti turgor kulit kurang, membran mukosa kering, demam.
b.    Pendarahan berhenti, keluaran urine 1 cc/kg BB/jam.
c.    Tanda-tanda vital dalam batas normal : Suhu : 36-370C, Nadi : 80 –100 x/m, RR :16-24 x/m, TD : Sistole : 100-130 mmHg, Diastole : 70-80 mmHg
Intervensi :
1)        Kaji tanda-tanda kekurangan cairan.
2)        Pantau masukan dan haluaran/ monitor balance cairan tiap 24 jam.
3)        Monitor tanda-tanda vital. Evaluasi nadi perifer.
4)        Observasi pendarahan
5)        Anjurkan klien untuk minum + 1500-2000 ,l/hari
6)        Kolaborasi untuk pemberian cairan parenteral dan kalau perlu transfusi sesuai indikasi, pemeriksaan laboratorium. Hb, leko, trombo, ureum, kreatinin.

4.    Resiko tinggi infeksi b.d. pertahanan tubuh tidak adekuat akibat penurunan haemoglobin (anemia).
DO : Kadar Haemoglobin kurang dari normal.
DS : -
Tujuan : Infeksi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2x 24 jam.
Kriteria Hasil :
a.    Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi seperti rubor, color, dolor dan fungsiolesia.
b.    Kadar haemoglobin dalam batas normal : 11-14 gr%
c.    Pasien tidak demam/ menggigil, suhu : 36-370 C
Intervensi :
1)        Kaji adanya tanda-tanda infeksi.
2)        Lakukan cuci tangan yang baik sebelum tindakan keperawatan.
3)        Gunakan teknik aseptik pada prosedur perawatan.
4)        Monitor tanda-tanda vital dan kadar haemoglobin serta leukosit.
5)        Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
6)        Batasi pengunjung untuk menghindari pemajanan bakteri.
7)        Kolaborasi dengan medis untuk pemberian antibiotika.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenitto Linda Jual. 2000. Asuhan Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Doengoes Marillyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi3. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI,
Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kandungan. EdisiII. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,

1 komentar:

  1. wah kern nih blognya , desaing cerah , oya mbak mau tanya, kalau referensi disini

    http://www.tanyadok.com/kesehatan/mengenal-mioma-uteri-lebih-jauh mnurut mbak bagaimana..?

    BalasHapus

  • askep
  • - See more at: http://regibrader-free.blogspot.com/2013/01/cara-membuat-sub-menu-pada-blog.html#sthash.o607mX5k.dpuf