Pages

fungi/jamur



latar belakang
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generatif.
Ciri Morfologi Jamur
Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi tidak memiliki daun dan akar yang sejati, juga tidak mempunyai klorofil sehingga dia tidak dapat melakukan fotosintesis. Untuk itulah jamur digolongkan atau diklasifikasikan tersendiri karena tidak dapat digolongkan dalam tumbuhan atau hewan. Dari hasil kegiatan yang Anda lakukan, Anda dapat mengetahui ternyata jenis jamur ada yang dapat dilihat secara langsung atau bentuknya makroskopis dan ada yang harus diamati menggunakan mikroskop karena bentuknya mikroskopis.
Pada umumnya jamur mempunyai sel banyak (multiseluler) misalnya jamur merang dan jamur tempe, tetapi ada juga yang bersel tunggal (uniseluler) seperti ragi atau yeast/ Saccharomyces. Jamur yang multiseluler tersusun atas benang-benang yang disebut dengan hifa. Apabila dilihat dengan mikroskop tampak bentuk hifa ini bersekat-sekat (bersepta) dan tidak bersekat, seperti pada Gambar 6.2!
 
Gambar 6.2 Hifa yang bersekat dan tidak bersekat
Dari Gambar 6.2 tampak bahwa pada hifa yang bersekat, tiap sekat terdapat satu sel yang terdiri atas satu atau beberapa inti sel. Adapun pada hifa yang tidak bersekat, inti selnya tersebar di dalam sitoplasma yang disebut dengan sinositik. Seperti yang terlihat pada mikroskop, sel-sel jamur ini sudah memiliki membran inti sel, sehingga dikelompokkan sebagai organisme eukariotik. Dinding sel jamur ini terbuat dari kitin(polisakarida yg mengandung unsur nitrogen berbentuk molekul-molekul seperti serabut panjang; membentuk material yang sangat kuat secara mekanis dan tahanterhadap zat kimia) yang dapat memberikan bentuk dari sel-sel jamur. Jalinan/kumpulan hifa-hifa ini akan membentuk suatu miselium, dan miselium inilah yang tumbuh menyebar di atas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungannya. Bagaimana cara jamur mendapatkan makanan? Seperti yang Anda lihat, karena jamur tidak mempunyai klorofil, jadi dia tidak dapat berfotosintesis, sehingga hidup secara heterotrof dengan memperoleh zat makanannya dengan cara menyerap dari lingkungannya atau substratnya. Tetapi makanannya yang masih berbentuk senyawa-senyawa kompleks akan diuraikan terlebih dahulu di luar sel jamur, yaitu dengan menghasilkan enzim-enzim hidrolitik ekstraseluler.
Makanan jamur bisa berasal dari sumber-sumber seperti tanah subur, produk makanan buatan pabrik, tubuh hewan atau tumbuhan, baik yang sudah mati (sebagai saprofit) atau yang masih hidup. Jamur yang hidup pada inang hidup dapat bersimbiosis mutualisme, yaitu dapat membantu tumbuhan memperoleh mineral dari tanah. Tetapi kebanyakan bersifat parasit, jamur ini memiliki haustorium, yaitu suatu hifa yang khusus digunakan untuk menyerap makanan dari inangnya.
Cara Bereproduksi Jamur
Secara alamiah, jamur dapat berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, yaitu dengan cara sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa, penguncupan, yaitu dengan cara sel anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya atau pembentukan spora. Spora aseksual ini berfungsi untuk menyebarkan speciesnya dalam jumlah yang besar dengan melalui perantara angin atau air.
Ada beberapa macam spora aseksual, di antaranya seperti berikut.
1.    Konidiospora, merupakan konidium yang terbentuk di ujung atau di sisi hifa. Ada yang berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikrokonidium, sebaliknya konidium yang berukuran besar dan bersel banyak disebut makrokonidium.
2.    Sporangiospora, merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus.
Ada dua macam sporangiospora yang tidak bergerak (nonmotil) disebut aplanospora dan sporangiospora yang dapat bergerak karena mempunyai flagela yang disebut zoospora.
1.    Oidium/artrospora, yaitu spora bersel tunggal yang terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.
2.    Klamidospora, merupakan spora bersel satu, berdinding tebal, dan sangat resisten terhadap keadaan yang buruk. Spora ini terbentuk dari sel-sel hifa yang somatik.
3.    Blatospora merupakan tunas/kuncup pada sel-sel khamir.
macam-macam spora aseksual pada Gambar 6.3!
 
Gambar 6.3 Jenis-jenis spora aseksual pada jamur
Perkembangbiakan jamur secara seksual dilakukan dengan peleburan inti sel/nukleus dari dua sel induknya. Reproduksi secara seksual ini lebih jarang dilakukan dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan secara aseksual. Perkembangbiakan ini terjadi apabila berada dalam keadaan tertentu. Seperti halnya spora aseksual jamur, jenis spora seksual jamur pun bermacam-macam, yaitu sebagai berikut.
Tabel 6.1 Macam-Macam Spora Seksual Jamur
Macam Spora Seksual Jamur    Keterangan
1. Askospora
     Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di dalam kantung yang dinamakan askus. Dalam setiap askus terdapat askospora.
2. Basidiospora
     Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.
3. Zygospora
     Merupakan spora besar berdinding tebal, terbentuk dari ujung-ujung dua hifa yang serasi yang dinamakan gametangia.
4. Oospora
     Merupakan spora yang terbentuk dari pertemuan antara gamet betina (oogonium) dan gamet jantan (anteridium), sehingga akan terjadi pembuahan (oosfer) dan akan menghasilkan oospora.
macam-macam spora seksual  Gambar 6.4 berikut!
 
Gambar 6.4 Jenis-jenis spora seksual
Ciri Fisiologi Jamur
seperti selai atau manisan yang sudah basi! Apabila sudah basi, sering makanan itu terlihat berwarna kehitaman, warna itu merupakan jamur yang merusak, bukan bakteri. Dengan demikian, dapat diketahui jamur lebih tahan hidup dalam keadaan alam sekitar yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan jasad-jasad renik lainnya. Jamur dapat tumbuh pada suhu yang luas dari suhu yang mendekati 0°C sampai 37°C.



fisiologi jamur tempe(rhizopus oligosporus)
struktur tubuhnya masih sederhana,hifa tidak bersekat.hifa yang pendek bercabang-cabang berfungsi untuk menyerap makanan disebut rizoid.hifa yang mencuat ke udara ,diujungnya terbentuk seporangium sebagai penghasilan spora,disebut sporangiofor.hifa yanglebih besar dari hifa lainnya,biasanya tumbuh di permukaan substrat,disebut stolon.sporangiofor biasanya berkelopak dan stolon menghubungkan kelompok sporongiofor yang satu dengan yang lainnya.










Pada perkembang biakan aseksual spora haploid di hasilkan oleh sporangium haploid. bila spora jatuh di tempat yang sesuai,spora akan tumbuh menjadi hifa baru dan selanjutnya hifa bercabang cabang berbentuk suatu jaringan yang terdiri dari rizoid,sporangiofor dgn sporangiumnya dan stolon.sporangium menghasilkan spora baru.
Pembiakan terjadi apabila dua ujung hifa yang berbeda bersentuhan.untuk memudahkan dalam membedakan antara dua hifa itu,ditulis dengan membubuhkan tanda(+) dan tanda (-)yaitu hifa (+) dan hifa (-)kedua hifa itu mengembung membentuk progametangium yang akan menjadi gametangium.kedua gametangium melebur menjadi satu badan yang disebut zigospora.stiap inti haploid dari gametangium (+)melebur dengan inti haploid dari gametangium (-)menjadi inti diploid.

1 komentar:

  • askep
  • - See more at: http://regibrader-free.blogspot.com/2013/01/cara-membuat-sub-menu-pada-blog.html#sthash.o607mX5k.dpuf